Junnelie, Noviyanti (2025) Pemaknaan tentang Pikiran Tabu dalam Maskulinitas Positif oleh Kalangan Laki-Laki Dewasa Awal (Analisis Resepsi Stuart Hall pada Film 1 Kakak 7 Ponakan). Undergraduate thesis, Universitas Pembangunan Jaya.
![]() |
Text
Pendahuluan.pdf Download (724kB) |
![]() |
Text
Abstract.pdf Download (275kB) |
![]() |
Text
Abstrak.pdf Download (203kB) |
![]() |
Text
Daftar Isi.pdf Download (245kB) |
![]() |
Text
Daftar Gambar.pdf Download (199kB) |
![]() |
Text
Daftar Tabel.pdf Download (201kB) |
![]() |
Text
Daftar Lampiran.pdf Download (238kB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Download (359kB) |
![]() |
Text
BAB II.pdf Download (368kB) |
![]() |
Text
BAB III.pdf Download (346kB) |
![]() |
Text
BAB IV.pdf Download (467kB) |
![]() |
Text
BAB V.pdf Download (257kB) |
![]() |
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (232kB) |
![]() |
Text
Lampiran.pdf Download (2MB) |
![]() |
Text
Berita Acara Unggah Mandiri.pdf Download (329kB) |
![]() |
Text
Bukti Lolos Similarity.pdf Download (914kB) |
Abstract
Penelitian ini mengkaji interpretasi terhadap pikiran tabu dalam maskulinitas positif yang ditampilkan oleh karakter Moko dalam film 1 Kakak 7 Ponakan, khususnya di kalangan laki-laki dewasa awal. Film ini menampilkan representasi maskulinitas yang lebih empatik, terbuka, dan penuh tanggung jawab, yang bertentangan dengan paradigma maskulinitas tradisional yang menuntut laki-laki untuk selalu kuat dan menahan ekspresi emosional. Moko, yang tiba-tiba harus menjadi pengasuh bagi tujuh keponakannya, menunjukkan sisi maskulinitas positif seperti kepekaan emosional, empati, dan kasih sayang. Namun, ia juga menghadapi berbagai pikiran tabu yang umumnya dianggap tidak layak bagi laki-laki, seperti rasa lelah, kebingungan, dan perasaan ketidakcukupan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis resepsi yang dikembangkan oleh Stuart Hall, dan melibatkan wawancara dengan lima informan laki-laki dewasa awal berusia 21–31 tahun yang telah menonton film tersebut. Temuan penelitian menunjukkan bahwa keempat informan menginterpretasikan karakter Moko dalam posisi dominan, dan satu dalam posisi negosiasi dan tidak ada yang menunjukkan posisi oposisi. Hasil ini dipengaruhi oleh latar belakang sosial dan budaya, mayoritas informan, yang lebih mengadopsi maskulinitas tradisional yang mereka terima sejak kecil dalam keluarga, masyarakat, dan budaya mereka.
Item Type: | Karya Tulis Ilmiah (KTI) (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Maskulinitas positif, pikiran tabu, resepsi penonton, film keluarga, laki-laki dewasa awal. |
Subjects: | A General Works > AS Academies and learned societies (General) B Philosophy. Psychology. Religion > BJ Ethics H Social Sciences > H Social Sciences (General) H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform L Education > L Education (General) Q Science > QP Physiology |
Divisions: | Fakultas Humaniora dan Bisnis > Prodi Ilmu Komunikasi |
Depositing User: | Noviyanti Junnelie |
Date Deposited: | 30 Jul 2025 06:24 |
Last Modified: | 30 Jul 2025 06:25 |
URI: | http://eprints.upj.ac.id/id/eprint/11677 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |