Malin Kundang, Identitas Nasional, dan Kebutuhan Rekonstruksi

Citraningtyas, Clara Evi and Tangkilisan, Helena R.W and Pramono, Rudy and Ting, Fransisca (2012) Malin Kundang, Identitas Nasional, dan Kebutuhan Rekonstruksi. In: Sastra Anak dan Kesadaran Feminis dalam Sastra. Sastra Anak dan Kesadaran Feminis dalam Sastra, Yogyakarta, pp. 1-7. ISBN 978-602-19215-4-8

[img] Text
Malin Kundang dan Kebutuhan Rekonstruksi.pdf

Download (628kB)
[img] Text
Turn-it-in Malin Kundang, Identitas Nasional dan Kebutuhan Rekonstruksi.pdf

Download (1MB)

Abstract

Teks cerita sebuah bangsa adalah sebuah teks yang mampu menjadi cermin bagi bangsa tersebut. Hal ini termasuk dan, bahkan lebih jelas, terlihat dalam teks cerita anak. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa cerita anak bukanlah cerita netral biasa karena cerita anak telah disengaja menjadi alat edutainment bagi anak. Dalam kesengajaan tersebut, gairah mendidik dalam sastra anak seringkali lebih kental dibandingkan gairah untuk menghibur. Kesengajaan untuk mendidik seperti ini paling sering terjadi dalam cerita rakyat. Cerita rakyat dipercaya sebagai cerita yang mampu memberikan pendidikan akan budaya luhur sebuah bangsa, dan mampu membangun serta mengasuh nilai-nilai budaya dan identitas bangsa. Cerita rakyat diakui sebagai teks yang penting dalam pembangunan sebuah bangsa. Oleh karenanya, tidak mengherankan apabila di banyak negara, termasuk Indonesia, cerita rakyat mendapat restu negara untuk dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah. Cerita rakyat juga sering menjadi bacaan pilihan orang tua dan pendidik bagi anak-anak dan generasi muda bangsa. Bangsa Indonesia kaya akan cerita rakyat. Namun, sayangnya banyak cerita rakyat Indonesia menjadi bacaan yang mengkhawatirkan apabila ditujukan untuk membentuk identitas nasional dan jati diri bangsa. Banyak cerita rakyat Indonesia yang berakhir dengan kutukan dan hukuman yang menyeramkan seperti dalam cerita Malin Kundang. Hal ini sangat berbeda bahkan berlawanan dengan cerita rakyat dari banyak negara lain di dunia yang justru berakhir dengan pembebasan dari kutukan. Apabila cerita rakyat dipercaya mampu membentuk jati diri bangsa, apakah cerita-cerita bertema kutukan masih relevan untuk masa kini? Makalah ini menawarkan sebuah konsep rekonstruksi bagi cerita Malin Kundang demi pembentukan nilai anak Indonesia yang lebih sesuai dengan tuntutan zaman karena cerita rakyat kita adalah identitas nasional kita.

Item Type: Prosiding
Uncontrolled Keywords: sastra anak, cerita anak, cerita rakyat, Malin Kundang, rekonstruksi
Subjects: A General Works > AI Indexes (General)
Divisions: Fakultas Humaniora dan Bisnis > Prodi Ilmu Komunikasi
Depositing User: Admin Repository
Date Deposited: 21 Feb 2023 01:56
Last Modified: 21 Feb 2023 01:56
URI: http://eprints.upj.ac.id/id/eprint/4469

Actions (login required)

View Item View Item