Nurmalia, Nurmalia (2024) Pembingkaian Pemberitaan Konflik Tanah Adat Awyu Papua pada Media Online (Analisis Framing Robert N. Entman pada Kompas.com dan Jerat Papua Periode Maret 2023 – Juni 2024). Undergraduate thesis, Universitas Pembangunan Jaya.
Text
Pendahuluan.pdf Download (343kB) |
|
Text
Abstract.pdf Download (74kB) |
|
Text
Abstrak.pdf Download (40kB) |
|
Text
Daftar Isi.pdf Download (110kB) |
|
Text
Daftar Gambar.pdf Download (55kB) |
|
Text
Daftar Tabel.pdf Download (26kB) |
|
Text
Daftar Lampiran.pdf Download (23kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (317kB) |
|
Text
BAB II.pdf Download (225kB) |
|
Text
BAB III.pdf Download (162kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Download (457kB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (105kB) |
|
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (105kB) |
|
Text
Lampiran.pdf Download (2MB) |
|
Text
Berita Acara Unggah Mandiri KTI Mahasiswa.pdf Download (216kB) |
|
Text
Hasil Cek Plagiarisme.pdf Download (1MB) |
Abstract
Konflik tanah adat Awyu merupakan persoalan lingkungan antara Suku Adat Awyu dan Perusahaan perkebunan yang belum terselesaikan hingga hampir delapan tahun. Kompas dan Jerat Papua merupakan dua media yang secara konsisten memberitakannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembingkaian kedua media mengenai konflik lingkungan yang terjadi. Penelitian menggunakan paradigma konstruktivis, pendekatan kualitatiif, dengan metode framing Robert Entman. Hasil penelitian menunjukkan kesamaan pola pemberitaan pada aspek define problem. Pada aspek define problem kedua media melihat konflik tanah adat ini permasalahan pelanggaran HAM agraria.. Perbedaan pola pemberitaan didapat pada aspek diagnose causes, make moral judgment, dan treatment recommendation. Pada aspek diagnoses causes Kompas.com melihat penyebab masalah karena pelanggaran HAM mengenai agrarian yang terjadi di Papua, sedangkan Jerat Papua melihat isu ini disebabkan karena pemerintah daerah dan perusahaan yang mengabaikan hak masyarakat. Pada aspek Make Moral Judgment Kompas.com menekankan pentingnya melindungi hutan, sementara Jerat Papua menekankan pentingnya memberikan transparansi perizinan. Pada aspek Treatment recommendation menyarankan agar kasus dibawa ke ranah hukum sementara Suku Awyu pada awalnya mengupayakan musyawarah, namun kemudian memilih langkah hukum setelah upaya musyawarah tidak berhasil. Perbedaan lingkup pemberitaan media ditunjukkan dengan konsistensi Jerat Papua dalam meliput kasus sejak awal, sementara kompas semakin intens memberitakan ketika Konflik ramai disuarakan di media sosial. Jurnalis kedua media pun mencoba menerapkan nilai pro-keadilan lingkungan dan pro-keberlanjutan dalam memberitakan konflik lingkungan. Kata kunci: Konflik Lingkungan, Suku Awyu, Framing, Robert Entman, Jurnalisme Lingkungan, Media Online.
Item Type: | Karya Tulis Ilmiah (KTI) (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform |
Divisions: | Fakultas Humaniora dan Bisnis > Prodi Ilmu Komunikasi |
Depositing User: | Nurmalia Nurmalia |
Date Deposited: | 30 Jul 2024 09:17 |
Last Modified: | 30 Jul 2024 09:18 |
URI: | http://eprints.upj.ac.id/id/eprint/9400 |
Actions (login required)
View Item |