Azizah, Fidela (2024) Pemaknaan Penonton terhadap Transparansi dalam Politik pada Film Dokumenter Dirty Vote (Studi Analisis Resepsi di Kalangan Generasi Z dan Milenial). Undergraduate thesis, Universitas Pembangunan Jaya.
Text
1. Pendahuluan.pdf Download (740kB) |
|
Text
2. Abstract.pdf Download (194kB) |
|
Text
3. Abstrak.pdf Download (191kB) |
|
Text
4. Daftar Isi.pdf Download (155kB) |
|
Text
5. Daftar Gambar.pdf Download (152kB) |
|
Text
6. Daftar Tabel.pdf Download (188kB) |
|
Text
7. Daftar Lampiran.pdf Download (153kB) |
|
Text
8. BAB I.pdf Download (340kB) |
|
Text
9. BAB II.pdf Download (453kB) |
|
Text
10. BAB III.pdf Download (328kB) |
|
Text
11. BAB IV.pdf Download (524kB) |
|
Text
12. BAB V.pdf Download (250kB) |
|
Text
13. Daftar Pustaka.pdf Download (123kB) |
|
Text
14. Lampiran.pdf Download (1MB) |
|
Text
15. Berita Acara Unggah Mandiri.pdf Download (678kB) |
|
Text
16. Bukti Lolos Plagiarisme.pdf Download (995kB) |
Abstract
Dirty Vote merupakan film dokumenter bertema utama transparansi politik yang dirilis pada tahun 2024, tepatnya satu minggu sebelum pemilu. Film ini menampilkan banyak pemaparan data serta dokumen berupa berita hingga hasil survei. Selain pemaparan data, film ini juga menyediakan analisis dan memberikan pemetaan di setiap kasus yang diungkap. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pemaknaan generasi Z dan milenial terhadap transparansi politik yang disajikan dalam film dokumenter Dirty Vote dalam konteks pemilihan presiden 2024. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis resepsi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan informan yang dipilih secara purposive sampling, yaitu generasi Z dan milenial yang berpartisipasi dalam pemilihan umum 2024 dan telah menonton film tersebut. Hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa posisi pemaknaan didominasi oleh ketiga informan yang berada pada negotiated position, yaitu informan 1, 2, dan 3. Selain itu, terdapat satu informan yang berada di dominant-hegemonic position, yaitu informan 4. Preferred reading dari penelitian ini diambil dari kesimpulan yang disampaikan oleh ketiga narasumber dalam film, yaitu bahwa kecurangan yang terjadi menjelang pemilu sudah direncanakan bersama pihak berkuasa selama sepuluh tahun tanpa memerlukan kecerdasan politik. Temuan menarik dari penelitian ini adalah tidak adanya informan yang berada di opposition position. Serta informan yang memiliki latar belakang profesi di bidang media sosial dan kreatif cenderung berada di posisi negosiasi, karena profesi tersebut yang selalu menuntut mereka untuk menyaring informasi di internet secara teliti dan kritis. Kesimpulannya, pemaknaan penonton terhadap transparansi politik pada film Dirty Vote didominasi oleh posisi negosiasi.
Item Type: | Karya Tulis Ilmiah (KTI) (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | J Political Science > JC Political theory J Political Science > JQ Political institutions Asia |
Depositing User: | Fidela Azizah |
Date Deposited: | 31 Jul 2024 04:41 |
Last Modified: | 31 Jul 2024 04:44 |
URI: | http://eprints.upj.ac.id/id/eprint/9410 |
Actions (login required)
View Item |